Wujudkan Cita Umat

NE

News Elementor

What's Hot

Enam Kewajiban Kita Terhadap Al-Quran

Table of Content

Oleh : KH. M. Shiddiq Al-Jawi

Ada 6 (enam) kewajiban yang harus dilaksanakan oleh umat Islam terhadap Al-Qur’an, yaitu:

Pertama, mengimani Al-Qur’an. (al-imanu bil Qur’an).

Kewajiban ini berarti kita harus membenarkan secara pasti (al-tashdiq al-jazim), bahwa Al-Quran adalah benar-benar wahyu dari Allah SWT.

Firman Allah SWT :

اٰمَنَ الرَّسُوۡلُ بِمَاۤ اُنۡزِلَ اِلَيۡهِ مِنۡ رَّبِّهٖ وَ الۡمُؤۡمِنُوۡنَ​ؕ كُلٌّ اٰمَنَ بِاللّٰهِ وَمَلٰٓٮِٕكَتِهٖ وَكُتُبِهٖ وَرُسُلِهٖ لَا نُفَرِّقُ بَيۡنَ اَحَدٍ مِّنۡ رُّسُلِهٖ​ وَقَالُوۡا سَمِعۡنَا وَاَطَعۡنَا​ غُفۡرَانَكَ رَبَّنَا وَاِلَيۡكَ الۡمَصِيۡرُ‏ ٢٨٥

“Rasul (Muhammad) beriman kepada apa yang diturunkan kepadanya (Al-Qur’an) dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semua beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya. (Mereka berkata), “Kami tidak membeda-bedakan seorang pun dari rasul-rasul-Nya.” Dan mereka berkata, “Kami dengar dan kami taat. Ampunilah kami Ya Tuhan kami, dan kepada-Mu tempat (kami) kembali.” (QS
Al-Baqarah : 285).

Kedua, membaca Al-Quran sebagaimana mestinya. (tilawatul Qur’an haqqa tilawatihi).

Firman Allah SWT :

اَلَّذِيۡنَ اٰتَيۡنٰهُمُ الۡكِتٰبَ يَتۡلُوۡنَهٗ حَقَّ تِلَاوَتِهٖؕ اُولٰٓٮِٕكَ يُؤۡمِنُوۡنَ بِهٖ​ ؕ وَمَنۡ يَّكۡفُرۡ بِهٖ فَاُولٰٓٮِٕكَ هُمُ الۡخٰسِرُوۡنَ ‏١٢١

“Orang-orang yang telah Kami beri Kitab, mereka membacanya sebagaimana mestinya, mereka itulah yang beriman kepadanya. Dan barang siapa ingkar kepadanya, mereka itulah orang-orang yang rugi.” (QS. Al-Baqarah : 121).

Syekh Abdurrahman Nashir As-Sa’di, menafsirkan apa yang dimaksudkan dengan “membaca Al-Qur’an sebagaimana mestinya” (tilawatul Qur’an haqqa tilawatihi) dengan berkata :

“Kata tilaawatun (di sini) bemakna mengikuti. Artinya, mereka menghalalkan apa yang halal dalam Al-Kitab dan mengharamkan apa yang haram dalam Al-Kitab, mereka mengamalkan ayat yang tegas maknanya (al-muhkamat) dan beriman kepada ayat yang tidak tegas maknanya (al-mutasyabihat).”

(Abdurrahman Nashir As-Sa’di, Taysir Al-Karim Ar-Rahman fi Tafsir Kalam Al-Mannan, https://tafsirweb.com/552-surat-al-baqarah-ayat-121.html).

Ketiga, mengamalkan Al-Qur’an. (al-‘amal bil Qur’an).

Rasulullah SAW :

اقرؤوا القرآنَ، واعملوا به، ولا تَجفُوا عنه، ولا تغْلُوا فيه، ولا تأكلوا به، ولا تستكثِروا به. رواه أحمد وأبو يعلى والطبراني؛ (انظر صحيح الجامع الصغير 1168، والسلسلة الصحيحة 260).

“Bacalah Al-Qur’an, amalkanlah ia, jangan melalaikannya, dan jangan pula berlebih-lebihan terhadapnya, jangan makan hasil darinya, dan jangan memperbanyak harta darinya.” (HR. Ahmad, Al-Musnad, no. 14.981, Abu Ya’la, dan Al-Thabrani, hadits shahih. Lihat Syekh Nashiruddin Al-Albani, Shahih Al-Jami’ Al-Shaghir, no. 1168, Silsilah Al-Ahadits Al-Shahihah, no. 260).

Keempat, mengagungkan/menghormati dan mencintai Al-Qur’an. (ta’zhimul Qur’an wa mahabbatuhu).

Firman Allah SWT :

ذَٰلِكَ وَمَن يُعَظِّمْ شَعَٰٓئِرَ ٱللَّهِ فَإِنَّهَا مِن تَقْوَى ٱلْقُلُوبِ

“Demikianlah (perintah Allah). Dan barangsiapa mengagungkan syi’ar-syi’ar Allah, maka sesungguhnya itu timbul dari ketakwaan hati.” (QS. Al-Hajj : 32).

Kelima, mempelajari, mengajarkan, dan mendakwahkan Al-Qur’an.(ta’allumul Qur’an wa ta’liimuhu wa ad-da’watu ilayhi.)

Rasulullah SAW telah bersabda :

خَيْرُكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ الْقُرْآنَ وَعَلَّمَهُ. رواه البخاري.

“Orang yang terbaik di antara kalian ialah yang belajar Al-Qur’an dan yang mengajarkannya (kepada orang lain).” (HR. Al-Bukhari, no. 5027).

Keenam, menghafal Al-Quran, baik keseluruhannya maupun sebagiannya. (hifzhul Qur’ani aw ma tayassara minhu).

Menghafal Al-Quran hukumnya fardhu kifayah bagi umat Islam.

Nabi SAW telah bersabda :

يُقَالُ – يَعْنِي لِصَاحِبِ الْقُرْآنِ -: اقْرَأْ وَارْتَقِ وَرَتِّلْ كَمَا كُنْتَ تُرَتِّلُ فِي الدُّنْيَا ، فَإِنَّ مَنْزِلَتَكَ عِنْدَ آخِرِ آيَةٍ تَقْرَأُ بِهَا (رواه الترمذي، رقم  2914  وقال : هذا حديث حسن صحيح ، وصححه الألباني في  صحيح الترمذي)

“Dikatakan –yakni kepada Shahibul Qur’an– ,”Bacalah, dan mendakilah. Bacalah dengan tartil sebagaimana Engkau (membaca) secara tartil di dunia. Karena kedudukanmu (pada Hari Kiamat) adalah pada akhir ayat yang Engkau baca.” (HR. Tirmidzi, no. 2914, dia mengatakan, “Hadits ini hasan shahih.”)

Jumhur (mayoritas) ulama mengatakan bahwa yang dimaksud dengan Shahibul Al-Qur’an dalam hadits di atas, adalah orang yang dapat merealisasikan dua hal sekaligus;
Pertama, orang yang menghafal Al-Qur’an, dan
Kedua, orang yang mengamalkan Al-Qur’an.

Jadi, bukan sekedar orang yang menghafal saja tanpa mengamalkan, bukan juga orang yang bagus bacaannya tanpa menghafal. Wallahu a’lam.

Yogyakarta, 23 Maret 2025

Muhammad Shiddiq Al-Jawi

source
Tulisan ini berasal dari website lain. Sumber tulisan kami sertakan di bawah artikel ini.

amaniyat

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Tulisan terkait

Trending News

Editor's Picks

TERLANJUR PINJAM UANG DARI BANK, BENARKAH WAJIB BAYAR BUNGANYA KARENA SUDAH DISEPAKATI?

Oleh : KH. M. Shiddiq Al-Jawi   Tanya : Ustadz, ada fatwa MUI yang menyatakan kalau seseorang terlanjur utang ke bank, maka dia tetap wajib membayar bunganya, sesuai hadits Nabi SAW : “Kaum muslimin terikat dengan syarat dan ketentuan yang disepakati.” (Fatwa terlampir, sumber di sosmed mereka : https://www.facebook.com/share/p/1A3NzzUAWN/). Bagaimana menurut Ustadz? (Firli, Yogyakarta)  ...

Tangisan Cicit Rasulullah ﷺ

Muslimah News, KISAH INSPIRATIF — Suatu ketika, Thawus bin Kaisan pernah melihat Ali Zainal Abidin berdiri di bawah bayang-bayang Baitullah. Ia meratap penuh kegelisahan, seakan sedang berada di ambang kehancuran. Ali Zainal Abidin menangis tersedu-sedu hingga menyayat hati orang-orang yang mendengarnya. Ia berdoa meminta perlindungan kepada Yang Maha Memberi Perlindungan. Ketika Thawus melihat Ali Zainal...

Kemitraan Laki-Laki dan Perempuan Menunjukkan Kesetaraan?

Penulis: Ummu Nasir N.S. Muslimah News, FOKUS TSAQAFAH – Perbincangan tentang kedudukan atau peran laki-laki dan perempuan di tengah masyarakat selalu menarik untuk dibahas, bahkan sering kali mengundang perdebatan. Salah satunya adalah pembahasan tentang kemitraan keduanya, yakni bahwasanya laki-laki dan perempuan merupakan mitra kerja sama dalam kehidupan bermasyarakat. Sebagaimana dalam media Mubadalah (18-9-2025), dibahas bahwa...

Wujudkkan Cita Umat

Artikel Pilihan

©2025- All Right Reserved.