Wujudkan Cita Umat

NE

News Elementor

What's Hot

[Nafsiyah] Guru Umat

Table of Content

Muslimah News, NAFSIYAH — Mungkinkah seorang muslim bisa berdakwah tanpa memiliki ilmu agama? Jawabannya, tidak bisa. Ini karena ia akan lebih banyak melakukan kesalahan (merusak) daripada menyampaikan kebenaran (memperbaiki). Sesungguhnya, seorang juru dakwah juga merupakan guru umat yang mengajarkan berbagai ilmu agama, serta menunjuki mereka pada jalan Islam nan gemilang.

Allah Swt. berfirman, “Katakanlah, ‘Inilah jalan (agama) ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan hujah yang nyata.’” (QS Yusuf: 108).

Oleh karena itu, seorang guru umat semestinya giat menuntut ilmu agar memiliki tsaqafah Islam yang akan memudahkannya berinteraksi dengan umat. Apalagi ia juga dituntut mampu berpikir politis agar dapat mengurai berbagai problem dan kerusakan akibat penerapan sistem sekularisme. Jika guru umat sedang dirundung rasa malas dalam menuntut ilmu, bagaimana cara mengatasinya?

Menepis Rasa Malas

Ada beberapa langkah yang bisa dilakukan para guru umat saat rasa malas melanda. Pertama, memurnikan niat hanya ditujukan kepada Allah Taala. Seorang yang ikhlas menuntut ilmu hanya karena Allah Swt., ia akan mendapatkan balasan pahala dari-Nya. Hal ini juga akan mengantarkan setiap muslim menjadi umat dengan derajat yang tinggi.

Firman-Nya, “Dan barang siapa yang menaati Allah dan Rasul-Nya, mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu para nabi, shiddiqin, orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang saleh. Dan mereka itulah sebaik-baik teman.” (QS An-Nisa: 69).

Kedua, berada dalam lingkaran persahabatan yang mencintai ilmu. Memiliki teman yang saling mengingatkan dalam perkara agama merupakan rezeki yang sangat besar dari Allah Taala. Menjadi teman yang saling menyemangati dan menasihati, juga teman berdiskusi. Dari Abu Hurairah ra., bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Seseorang akan mencocoki kebiasaan teman karibnya. Oleh karenanya, perhatikanlah siapa yang akan menjadi teman karib kalian.” (HR Abu Dawud, Tirmidzi, dan Ahmad).

Ketiga, bersabar dan disiplin terhadap diri sendiri. Allah Swt. berfirman, “Dan bersabarlah kamu bersama dengan orang-orang yang menyeru Tuhannya pada pagi dan senja hari dengan mengharap keridaan-Nya. Janganlah kedua matamu berpaling dari mereka (karena) mengharapkan perhiasan dunia ini dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingat Kami, serta menuruti hawa nafsunya. Hal tersebut telah melewati batas.” (QS Al-Kahfi: 28).

Duhai guru umat, bersabarlah dalam menuntut ilmu sehingga itu dapat menjadi karakter kita. Jika bosan melanda, berusahalah sebaik mungkin untuk melawannya. Salah satu tipu muslihat setan ialah menyeru manusia untuk bermalas-malasan. Semoga Allah Swt. selalu melindungi para guru umat dari segala tipu daya setan. Wallahu musta’an. [MNews/Rndy-YG]


source
Tulisan ini berasal dari website lain. Sumber tulisan kami sertakan di bawah artikel ini.

amaniyat

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Tulisan terkait

Trending News

Editor's Picks

Jihad dan Khilafah Demi Kemuliaan Perempuan Palestina

Laporan PBB terbaru menyatakan bahwa 85 persen wilayah Jalur Gaza kini berada dalam zona militerisasi Israel. Hal ini sangat menghambat distribusi bantuan kemanusiaan dan memperburuk kondisi masyarakat sipil yang terdampak. Juru Bicara Sekretaris Jenderal PBB, Stéphane Dujarric, mengungkapkan, Israel memerintahkan pemindahan terbaru terhadap dua lingkungan padat penduduk di Khan Younis, yang menampung hingga 80.000 warga....

Menangis karena Allah Taala

Muslimah News, KISAH INSPIRATIF — Dikisahkan, Utbah pernah menangis di majelis gurunya, Abdul Wahid bin Zaid selama sembilan tahun. Jika gurunya mulai menasihati, Utbah menangis sampai sang guru selesai. Orang-orang pernah meminta Abdul Wahid untuk menghentikan tangis Utbah karena merasa terganggu. Namun, Abdul Wahid juga termasuk orang yang biasa menangis karena Allah. Ia lalu berkata,...

TERLANJUR PINJAM UANG DARI BANK, BENARKAH WAJIB BAYAR BUNGANYA KARENA SUDAH DISEPAKATI?

Oleh : KH. M. Shiddiq Al-Jawi   Tanya : Ustadz, ada fatwa MUI yang menyatakan kalau seseorang terlanjur utang ke bank, maka dia tetap wajib membayar bunganya, sesuai hadits Nabi SAW : “Kaum muslimin terikat dengan syarat dan ketentuan yang disepakati.” (Fatwa terlampir, sumber di sosmed mereka : https://www.facebook.com/share/p/1A3NzzUAWN/). Bagaimana menurut Ustadz? (Firli, Yogyakarta)  ...

Wujudkkan Cita Umat

Artikel Pilihan

©2025- All Right Reserved.